Mediasanjaya.com, TENGGARONG – Desa Pela, yang terletak di Kecamatan Kota Bangun, Kutai Kartanegara (Kukar), telah menunjukkan prestasi yang membanggakan. Desa ini tidak hanya dikenal sebagai desa wisata tetapi juga sebagai pelopor dalam pelestarian lingkungan, khususnya dalam upaya penyelamatan Pesut Mahakam. Prestasi Desa Pela telah diakui melalui serangkaian penghargaan Kalpataru, yang merupakan simbol penghormatan atas dedikasi mereka terhadap lingkungan.
Perjalanan Desa Pela menuju puncak pengakuan dimulai pada tahun 2022, ketika mereka pertama kali meraih penghargaan Kalpataru di tingkat kabupaten. Tidak berhenti di situ, pada tahun 2023, Desa Pela melanjutkan momentumnya dengan meraih penghargaan yang sama di tingkat provinsi. Dan sekarang, di tahun 2024, atas dorongan Dinas Pariwisata Kukar dan Kalimantan Timur, Desa Pela telah mencapai tahap lebih lanjut dengan berpartisipasi dalam nominasi Kalpataru tingkat nasional.
“Kami berharap bisa masuk dalam 21 nominasi Kalpataru untuk penyelamat lingkungan di tingkat nasional, terutama untuk Pesut Mahakam,” kata Alimin, Ketua Pokdarwis Bekayuh Baumbai dan Bebudaya Desa Pela, Sabtu (27/4/2024).
Dari ratusan usulan yang masuk dari seluruh Indonesia, Desa Pela berhasil menembus 21 nominasi teratas. Proses seleksi akan berlanjut hingga hanya tersisa tiga desa terbaik yang akan diumumkan sebagai pemenang.
“Kami sudah melewati tahap presentasi dan saat ini kami berada di posisi kedua. Kami optimis dan berharap dapat melanjutkan ke tahap berikutnya,” tambah Alimin.
Keberhasilan Desa Pela menjadi sumber kebanggaan bagi warga setempat. Alimin menekankan bahwa upaya penyelamatan Pesut Mahakam, yang merupakan hewan endemik Kalimantan Timur, adalah fokus utama mereka. Desa Pela, bersama dengan desa-desa lain seperti Perintis dari Balikpapan dan Penyelamat dari Kukar, menjadi perwakilan Kalimantan Timur dalam ajang bergengsi ini.
“Kami ingin memenangkan penghargaan ini dan mewakili Kalimantan Timur dalam bidang pelestarian lingkungan. Ini bukan hanya tentang isu nasional, tetapi juga tentang kontribusi kita terhadap isu global, yaitu perlindungan spesies mamalia yang langka,” tutup Alimin. (Adv/Dispar Kukar)